Sabtu, 30 Desember 2017

Pengertian Tentang Teori Ilmiah

Pengertian Tentang Teori Ilmiah


Sains Freak - Riset bisa dikelompokkan dalam dua, sesuai sama ukuran mutunya yakni riset ilmiah serta riset tidak ilmiah atau yang dikerjakan oleh orang pemula. Riset tidak ilmiah memiliki tanda-tanda dikerjakan tidak systematik, data yang dihimpun serta beberapa cara pengumpulan data berbentuk subyektif yang sarat dengan muatan-muatan emosi serta perasaan dari si peneliti. Karenanya riset tidak ilmiah yaitu riset yang coraknya subyektif.

Sedang Riset ilmiah yaitu satu aktivitas yang systematik serta obyektif untuk membahas satu problem dalam usaha untuk menjangkau satu pengertian tentang prinsip-prinsipnya yang mendasar serta berlaku umum (teori) tentang problem itu. Riset yang dikerjakan, berdasar pada beragam info (yang terwujud jadi teori-teori) yang sudah dibuat dalam bebrapa riset terdahulu, serta maksudnya yaitu untuk menaikkan atau menyempurnakan teori yang sudah ada tentang problem sebagai tujuan kajian.


Berlainan dengan riset tidak ilmiah, riset ilmiah dikerjakan dengan berlandaskan pada cara ilmiah. Cara ilmiah yaitu satu kerangka landasan untuk terwujudnya pengetahuan ilmiah. Dalam sains dikerjakan dengan memakai cara penilaian, uji coba, generalisasi, serta verifikasi. Sedang dalam beberapa pengetahuan sosial serta budaya, yang paling banyak dikerjakan dengan memakai cara wawancara serta penilaian ; uji coba, generalisasi, serta verifikasi juga dikerjakan dalam beberapa aktivitas riset oleh beberapa pakar dalam sebagian bagian beberapa pengetahuan sosial serta pengetahuan budaya untuk peroleh hasil-hasil riset spesifik sesuai sama maksud penelitiannya.
Cara ilmiah berlandaskan pada pemikiran kalau pengetahuan itu terwujud lewat apa yang dihadapi oleh pancaindera, terutama lewat penilaian serta pendengaran. Hingga bila satu pernyataan tentang beberapa gejala itu mesti di terima jadi kebenaran, jadi beberapa gejala itu mesti bisa di verifikasi dengan empirik. Jadi, tiap-tiap hukum atau rumus atau teori ilmiah sebaiknya di buat berdasar pada atas ada bukti-bukti empirik.


B. Ketidaksamaan Riset Berdasar pada Keilmiahan : 


1. Riset Ilmiah 

Memakai beberapa aturan ilmiah (Menyampaikan pokok-pokok fikiran, menyimpulkan dengan lewat prosedur yang systematis dengan memakai pembuktian ilmiah/memberikan keyakinan. Ada dua persyaratan dalam memastikan kandungan/tinggi-rendahnya kualitas ilmiah satu riset yakni :
a. Kekuatan memberi pengertian yang pasti mengenai problem yang di teliti.
b. Kekuatan untuk meramalkan : hingga di mana rangkuman yang sama bisa diraih jika data yang sama diketemukan ditempat/lain waktu ;

2. Riset non ilmiah 

a. Berdasar pada Spesialisasi Bagian (pengetahuan) garapannya : Beberapa riset yang non ilmiah dijumpai pada bagian garapan seperti berikut :
1. Usaha (Akunting, Keuangan, Manajemen Pemasaran)
2. Komunikasi (Massa, Usaha, Kehumasan/PR, Periklanan)
3. Hukum (Perdata, Pidana, Tatanegara, Internasional)
4. Pertanian (agribisnis, Agronomi, Budi Daya Tanaman, Hama Tanaman)
5. Tehnik, Ekonomi (Mikro, Makro, Pembangunan), dan lain-lain.

b. Berdasar pada dari hadirnya variabel (gantian) :
variabel yaitu hal sebagai objek riset, yang ditatap, yang tunjukkan macam baik kuantitatif ataupun kualitatif. Variabel : waktu dulu, saat ini, akan tiba.
Riset yang dikerjakan dengan menerangkan/menggambar-kan variabel waktu dulu serta saat ini (tengah berlangsung) yaitu riset deskriptif (to describe = memaparkan/melukiskan). Riset dikerjakan pada variabel masa mendatang yaitu riset uji coba.

C. Kriteria/persyaratan supaya satu riset disebutkan jadi Riset Ilmiah

Sifat atau ciri dari riset :
1. Pasif, cuma menginginkan peroleh deskripsi mengenai satu kondisi atau masalah.
2. aktif, menginginkan memecahkan satu masalah atau menguji satu hipotesa.
3. Tempat riset sendiri biasanya yaitu menghubungkan :
(1) Hasrat manusia,
(2) persoalan yang muncul,
(3) ilmu dan pengetahuan, serta
(4) cara ilmiah.

Tanda-tanda riset ilmiah yaitu :
1. Purposiveness, konsentrasi maksud yang pasti,
2. Rigor, cermat, mempunyai basic teori serta disain metodologi yang baik,
3. Testibility, prosedur pengujian hipotesis terang,
4. Replicability, Pengujian bisa diulang untuk masalah yang sama atau yang semacam,
5. Objectivity, Berdasar pada kenyataan dari data aktual : tidak subjektif serta emosional,
6. Generalizability, Makin luas ruangan lingkup pemakaian akhirnya makin bermanfaat,
7. Precision, Mendekati kenyataan serta confidence kesempatan peristiwa dari estimasi bisa diliat,
8. Parsimony, Kesederhanaan dalam pemaparan problem serta cara penelitiannya.
Riset yang dikerjakan dengan cara ilmiah dimaksud riset ilmiah. Satu riset mesti penuhi sebagian karakter agar bisa disebutkan jadi riset ilmiah. Biasanya ada lima karakter riset ilmiah, yakni :

1. Systematik 

Bermakna satu riset mesti disusun serta dikerjakan dengan berurutan sesuai sama alur serta aturan yang benar, dari yang gampang serta simpel hingga yang kompleks.

2. Logis 

Satu riset disebutkan benar apabila bisa di terima akal serta berdasar pada kenyataan empirik. Pencarian kebenaran mesti berjalan menurut prosedur atau aturan bekerjanya akal, yakni logika. Prosedur penalaran yang digunakan dapat prosedur induktif yakni langkah berfikir untuk menarik rangkuman umum dari beragam masalah perorangan (spesial) atau prosedur deduktif yakni langkah berfikir untuk menarik rangkuman yang berbentuk spesial dari pernyataan yang berbentuk umum.

3. Empirik 

berarti satu riset umumnya didasarkan pada pengalaman keseharian yang diketemukan atau lewat hasil beberapa cobalah yang lalu diangkat jadi hasil riset.
Landasan riset empirik ada tiga yakni :
a. Beberapa hal empirik senantiasa mempunyai kesamaan serta ketidaksamaan (ada penggolongan atau perbandingan keduanya).
b. Beberapa hal empirik senantiasa berubah-ubah sesuai sama waktu
c. Beberapa hal empirik tidak dapat dengan kebetulan, tetapi ada pemicunya (ada hubungan sebab karena).

4. Obyektif, 

berarti satu riset menjahui beberapa segi subyektif yakni tidak mencampurkannya dengan nilai-nilai etis.

5. Replikatif 

berarti satu riset yang sempat dikerjakan mesti ditest kembali oleh peneliti beda serta mesti memberi hasil yang sama apabila dikerjakan dengan cara, persyaratan, serta keadaan yang sama. Supaya berbentuk replikatif, pengaturan pengertian operasional variabel jadi langkah perlu untuk seseorang peneliti.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar