Jumat, 15 Desember 2017

Hasil Penilitian, Bulan Purnama Dapat Menyebabkan Gempa Bumi?

Hasil Penilitian, Bulan Purnama Dapat Menyebabkan Gempa Bumi?

Hasil Penilitian, Bulan Purnama Dapat Menyebabkan Gempa Bumi?


Sains Freak - Bencana alam seperti gempa sampai kini dikaitakan dengan bln. pur­nama. Se­lama bertahun-tahun sejum­lah orang me­ngaitkan feno­mena bln. purnama dengan bencana. Hal tersebut bukanlah tidak bera­lasan, pasal­nya sebagian gem­pa besar seperti yang berlangsung di Chile (2010) serta Tohoku, Je­pang (2011) berlangsung ketika pur­nama serta bln. baru (sabit). 

Seseorang astrolog, Richard Nolle, me­yakini kalau pur­nama mungkin saja ‘pe­micu’ ben­cana. “Memiliki kaitan his­­toris dengan badai yang kuat, tsuna­mi, gunakan berlebihan, juga gempa, ” katanya. Berkaitan dengan semuanya, dalam artikelnya di majalah Horoscope pada 1979 dia me­nyebut gravitasi bln. pur­na­ma pada jarak paling dekat dari Bumi, su­permoon atau purna­ma perigee me­nimbulkan keka­cauan di bumi. 

Gempa serta tsunami yang menempa lokasi Tohoku, Jepang, merenggut banyak ba­nyaknya korban jiwa serta kerugian yang tidak sedikit. Serta dua hari lalu, 11 Maret 2011, bumi Jepang berguncang. Gem­pa berke­kuatan 9 taraf Richter me­mo­rakporandakan lokasi utara Negeri Sa­kura, menyebabkan tsunami hingga me­nyapu semua lokasi pe­sisir pantai Pasifik di lokasi To­hoku. 

Tidak cuma itu, Nolle juga mengatakan se­jumlah bencana, yang mungkin saja ke­betulan berdekatan dengan feno­mena supermoon. Ini yaitu kenyataan, tak tahu kebetulan atau bukanlah : gempa yang meluluh­lan­tak­kan Kota Christchurch, Selandia Ba­ru berlangsung pada 22 Februari 2011, tidak sangat jauh dari supermoon 19 Ma­ret 2011. 

Gempa berkekuatan 7 SR menggun­cang Haiti pada 12 Januari 2010 yang me­nye­babkan lebih 200 ribu orang tewas, berlangsung tidak lama sebe­lum super­moon 30 Januari 2010. Lantas benarkah baik pur­­nama bia­sa ataupun pur­na­ma perigee (Super­moon) bisa mengakibatkan gempa? Se­buah studi paling baru nyatanya menguat­kan sangkaan itu. 

Momen gunakan pada perairan di Bumi yang berlangsung pada purnama di­si­nyalir menaikkan desakan ekstra pada patahan Bumi. Sepanjang beberapa puluh th. seismolog men­coba mengerti apa­kah desakan itu bisa memi­cu gempa. Pada umumnya mereka se­pendapat kalau gunakan tinggi di laut yang berlangsung 2 x satu hari bisa memengaruhi gempa kecil yang bergerak lambat di beberapa tempat spesifik, termasuk juga patahan San Andreas di California serta zone subduksi Cascadia di pantai barat Amerika Utara. 

Butuh Diverifikasi 


Tetapi satu studi yang dipubli­kasi pada 12 Septem­ber 2016 di jurnal ilmiah Nature Geoscience, lihat alur semakin besar berkaitan gunakan yang berlangsung waktu purnama serta bln. sabit. Riset itu mengatakan, gempa ber­kekuatan tinggi naik dengan global waktu desakan gunakan bertambah. 

Riset itu dilaku­kan oleh se­orang seismolog di Univeristy of Tok­yo, Sa­toshi Inspirasi serta rekan-rekannya dengan menyelidiki tiga ca­tatan gempa yang meliputi Jepang, California, serta se­luruh dunia. Mereka temukan bah­wa gempa besar yang melan­da Chile serta Tohoku berlangsung dekat saat gunakan maksi­mum--selama bln. baru serta purnama, di ma­na Matahari, Bln., serta Bumi ter­le­tak sejajar. 

Lebih 10. 000 gempa de­ngan kisaran ke­kuatan 5, 5 taraf Richter (SR) yang di­mulai waktu desakan gunakan tinggi, le­bih mungkin saja me­ningkat jadi gem­pa ber­kekuatan lebih 8 SR. " Ini langkah begitu ino­vatif untuk me­nga­tasi gosip yang sudah lama diperde­bat­kan, " terang seismolog Geological Sur­­vey of Canada serta Alami Resour­ces Canada di Sidney, Honn Kao, se­perti diambil dari Nature, Selasa minggu kemarin. 

" Ini berikan kita sejum­lah pe­nger­tian ke hubungan yang mungkin saja pada desakan gunakan serta terjadinya gempa besar, " paparnya. Tetapi Kao menam­bah­kan, riset itu bukanlah jawaban akhir dari gosip yang sampai kini diperdebatkan. Me­nurutnya, ada sangat ba­nyak aspek yang menyebabkan gempa.  

Walau sekian, menurut seseorang seismolog di Uni­versity of Washington, John Vidale, hasil riset itu ma­suk akal. " Mereka melaku­kan pene­li­tian dengan begitu hati-hati, " katanya. Menurut Vidale, pene­muan itu tidak mempe­ngaruhi bagaimana masya­rakat mesti bersiap dalam hadapi gempa. Walau di pengaruhi gunakan, kemung­kinan berlangsung gempa pada hari spesifik pada lokasi riskan gempa masih tetap begitu rendah. 

Koneksi itu masih tetap butuh diverifikasi. Beberapa ilmuwan menyampaikan kalau ba­­nyak gempa besar dari dekade te­rak­hir seringkali berlangsung bukanlah karna teka­nan gunakan. Apakah fase bln. pur­na­ma dapat menolong memperkirakan besar be­sar masih tetap mesti di telititi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar