Kamis, 14 Desember 2017

Iluman Berupaya Menghidupkan Kembali Gajah Purba Mammoth

Iluman Berupaya Menghidupkan Kembali Gajar Purba Mammoth

Iluman Berupaya Menghidupkan Kembali Gajah Purba Mammoth


Sains Freak - Nampaknya apa yang dua dekade lantas sempat dipertunjukkan dalam film science-fiction Jurassic Park juga akan makin mendekati fakta. Dalam film itu, beberapa peneliti berhasil menghidupkan kembali hewan-hewan purba yang telah punah dengan ambil DNA mereka. Sekarang ini, beberapa peneliti cobalah menghidupkan mammoth dari tidur panjangnya, supaya spesies karismatik ini bisa kembali didatangkan dalam dunia moderen kontemporer. 

Anda tentu mengetahui Mammoth (Mammuthus primigenius), atau paling tidak sempat lihat gambarnya. Berikut gajah purba berbulu tidak tipis yang hidup mulai sejak 5 juta th. lantas, serta diprediksikan alami kepunahan keseluruhan sekitaran sepuluh sampai limaribu th. yang kemarin. Kepunahan mammoth diakui karena perburuan oleh nenek moyang manusia, -spesies yang mulai sejak kemunculannya di muka bumi paling banyak buat kepunahan spesies beda, serta berubahnya lingkungan tempat hidupnya. Habitat gajah purba ini ada di Asia Utara, Siberia, Eropa, serta Amerika Utara. 

Mammoth di kenal dengan ukuran badannya cukup besar, berat tubuhnya menjangkau 12 ton, serta panjang gadingnya sekitaran 3, 3 mtr.. Mammoth mempunyai tinggi sekitaran 3 mtr., serta “hidup” berdampingan dengan manusia purba yang memburu mereka untuk dikonsumsi daging serta memakai kulit tidak tipis mammoth jadi bahan penghangat badan. 

Karna rambut tebalnya, mammoth juga dikatakan sebagai woolly elephant atau gajah berbulu tidak tipis karna memiliki bulu yang begitu tidak tipis membuat perlindungan badannya dari suhu dingin yang ekstrim. 

Walau satwa ini sudah lama punah, beberapa ilmuwan yakini kalau mammoth bisa kembali ‘dibangkitkan dari kuburnya’ (de-extinction). Ilmuwan dari Kampus Harvard (AS) menyebutkan kalau saat ini ada langkah maju untuk menghidupkan sekali lagi gajah prasejarah berbulu tidak tipis itu. Profesor Genetik Harvard, George Church mengatakan cara ini jadi “Crispr“, yang sangat mungkin ilmuwan lakukan penyuntingan genom dengan presisi pada DNA mammoth. 

Beberapa peneliti di Harvard mengobservasi DNA Mammoth sepanjang demikian lama hingga berhasil memisahkan gen mammoth, lantas buat salinan dari 14 gen serta menyelinapkannya kedalam kode genetik gajah moderen. 

Ketidaksamaan genom dari dua spesies gajah purba serta moderen ini cuma berlainan 0, 6 % (jadi perbandingan manusia serta simpanse mempunyai ketidaksamaan genom sekitaran 1 %). Lewat identifikasi serta rekayasa genetik, jadi kesempatan untuk menulis ulang genom mammoth dengan tehnis bisa dikerjakan. 

“Kami saat ini mempunyai banyak gen mammoth, tetapi belum juga dapat dipublikasikan dalam jurnal ilmiah karna banyak pekerjaan yang perlu kami kerjakan, ” tambah Church. “Prioritas kami pada gen Mammoth yang mengatur untuk bertahan pada suhu dingin, mengatur bulu, ukuran telinga, lemak, dan terlebih hemoglobin, ” tutur Church seperti dinukil dari The Sunday Times. 

Terlebih dulu, inspirasi untuk menghidupkan mammoth sudah diusahakan sepanjang satu dekade lebih lewat cara kloning sel oleh peneliti Jepang Akira Iritani, serta koleganya dari Jepang serta Rusia. Berlainan dengan pendekatan ilmuwan dari Harvard, tim ini bekerja dengan mencari jaringan dari spesimen mammoth beku yang diketemukan dari dataran Siberia yang senantiasa tertutup susunan es. Tim ini mengklaim sudah temukan potongan paha mammoth yang “masih baik” serta bisa dipakai untuk maksud sistem kloning. 

Dengan terpisah, usaha serupa Iritani, dikerjakan juga oleh tim ilmuwan Korea Selatan, yang di pimpin oleh Hwang Woo Suk. 

Pilihan untuk mengkreasikan ulang DNA mammoth dari pertama ini sangat susah, karna diperlukan keberuntungan untuk temukan gen spesimen mammoth yang baik. Usaha ini, karna beragam aspek, termasuk juga temukan spesimen utuh yang selamat melalui masa beberapa ribu th., jadi pekerjaan yang teramat susah. Kesusahan ini lalu mendorong beberapa peneliti lakukan pendekatan berlainan, yakni dari pada memakai materi awal dari DNA mammoth, beberapa peneliti cobalah lakukan salin ulang DNA mammoth memiliki bahan DNA gajah afrika. 

Usaha untuk menghidupkan spesies yang sudah punah tidak terlepas dari beberapa kritik. Pakar DNA hewan purba Alex Greenwood, mengatakan alih-alih berikan prioritas pada hewan yang sudah punah sepanjang beberapa ribu th., usaha sama semestinya diarahkan untuk menjaga satwa yang sekarang ini terancam kepunahan. 

Demikian sebaliknya beberapa ilmuwan yang pro dengan project ini, berasumsi kesuksesan ini juga akan buka revolusi bagian sains, termasuk juga mulai project konservasi genom pada spesies beda yang sudah terancam punah, seperti badak sumatera yang sekarang ini terancam di habitat alam bebasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar