Hasil Penilitian, Bulan Purnama Dapat Menyebabkan Gempa Bumi?
Sains Freak - Bencana alam seperti gempa sampai kini dikaitakan dengan bln. purnama. Selama bertahun-tahun sejumlah orang mengaitkan fenomena bln. purnama dengan bencana. Hal tersebut bukanlah tidak beralasan, pasalnya sebagian gempa besar seperti yang berlangsung di Chile (2010) serta Tohoku, Jepang (2011) berlangsung ketika purnama serta bln. baru (sabit).
Seseorang astrolog, Richard Nolle, meyakini kalau purnama mungkin saja ‘pemicu’ bencana. “Memiliki kaitan historis dengan badai yang kuat, tsunami, gunakan berlebihan, juga gempa, ” katanya. Berkaitan dengan semuanya, dalam artikelnya di majalah Horoscope pada 1979 dia menyebut gravitasi bln. purnama pada jarak paling dekat dari Bumi, supermoon atau purnama perigee menimbulkan kekacauan di bumi.
Gempa serta tsunami yang menempa lokasi Tohoku, Jepang, merenggut banyak banyaknya korban jiwa serta kerugian yang tidak sedikit. Serta dua hari lalu, 11 Maret 2011, bumi Jepang berguncang. Gempa berkekuatan 9 taraf Richter memorakporandakan lokasi utara Negeri Sakura, menyebabkan tsunami hingga menyapu semua lokasi pesisir pantai Pasifik di lokasi Tohoku.
Tidak cuma itu, Nolle juga mengatakan sejumlah bencana, yang mungkin saja kebetulan berdekatan dengan fenomena supermoon. Ini yaitu kenyataan, tak tahu kebetulan atau bukanlah : gempa yang meluluhlantakkan Kota Christchurch, Selandia Baru berlangsung pada 22 Februari 2011, tidak sangat jauh dari supermoon 19 Maret 2011.
Gempa berkekuatan 7 SR mengguncang Haiti pada 12 Januari 2010 yang menyebabkan lebih 200 ribu orang tewas, berlangsung tidak lama sebelum supermoon 30 Januari 2010. Lantas benarkah baik purnama biasa ataupun purnama perigee (Supermoon) bisa mengakibatkan gempa? Sebuah studi paling baru nyatanya menguatkan sangkaan itu.
Momen gunakan pada perairan di Bumi yang berlangsung pada purnama disinyalir menaikkan desakan ekstra pada patahan Bumi. Sepanjang beberapa puluh th. seismolog mencoba mengerti apakah desakan itu bisa memicu gempa. Pada umumnya mereka sependapat kalau gunakan tinggi di laut yang berlangsung 2 x satu hari bisa memengaruhi gempa kecil yang bergerak lambat di beberapa tempat spesifik, termasuk juga patahan San Andreas di California serta zone subduksi Cascadia di pantai barat Amerika Utara.
Butuh Diverifikasi
Tetapi satu studi yang dipublikasi pada 12 September 2016 di jurnal ilmiah Nature Geoscience, lihat alur semakin besar berkaitan gunakan yang berlangsung waktu purnama serta bln. sabit. Riset itu mengatakan, gempa berkekuatan tinggi naik dengan global waktu desakan gunakan bertambah.
Riset itu dilakukan oleh seorang seismolog di Univeristy of Tokyo, Satoshi Inspirasi serta rekan-rekannya dengan menyelidiki tiga catatan gempa yang meliputi Jepang, California, serta seluruh dunia. Mereka temukan bahwa gempa besar yang melanda Chile serta Tohoku berlangsung dekat saat gunakan maksimum--selama bln. baru serta purnama, di mana Matahari, Bln., serta Bumi terletak sejajar.
Lebih 10. 000 gempa dengan kisaran kekuatan 5, 5 taraf Richter (SR) yang dimulai waktu desakan gunakan tinggi, lebih mungkin saja meningkat jadi gempa berkekuatan lebih 8 SR. " Ini langkah begitu inovatif untuk mengatasi gosip yang sudah lama diperdebatkan, " terang seismolog Geological Survey of Canada serta Alami Resources Canada di Sidney, Honn Kao, seperti diambil dari Nature, Selasa minggu kemarin.
" Ini berikan kita sejumlah pengertian ke hubungan yang mungkin saja pada desakan gunakan serta terjadinya gempa besar, " paparnya. Tetapi Kao menambahkan, riset itu bukanlah jawaban akhir dari gosip yang sampai kini diperdebatkan. Menurutnya, ada sangat banyak aspek yang menyebabkan gempa.
Walau sekian, menurut seseorang seismolog di University of Washington, John Vidale, hasil riset itu masuk akal. " Mereka melakukan penelitian dengan begitu hati-hati, " katanya. Menurut Vidale, penemuan itu tidak mempengaruhi bagaimana masyarakat mesti bersiap dalam hadapi gempa. Walau di pengaruhi gunakan, kemungkinan berlangsung gempa pada hari spesifik pada lokasi riskan gempa masih tetap begitu rendah.
Koneksi itu masih tetap butuh diverifikasi. Beberapa ilmuwan menyampaikan kalau banyak gempa besar dari dekade terakhir seringkali berlangsung bukanlah karna tekanan gunakan. Apakah fase bln. purnama dapat menolong memperkirakan besar besar masih tetap mesti di telititi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar